‘Bimbang jadi Penyeimbang’

June 3, 2024 11:12 am

Rapat organisasi pekerja yang digelar di sebuah hotel melati, mendapat perhatian besar dari beberapa organisasi pekerja.

Dalam pembukaan, Ketua Organisasi Pekerja Rofiq mengatakan, rapat akan menetapkan sikap organisasi pekerja menghadapi kompleksnya permasalahan yang dihadapi saat ini.

“Sikap yang dinantikan ialah, apakah organisasi ini akan memilih berada di luar pemerintahan alias memainkan peran sebagai oposisi atau bergabung dengan koalisi pemimpin organisasi terpilih,” Rofiq memulai pembicaraan.

Dalam pembukaan rapat, Rofiq mengatakan pimpinan organisasi dinilai telah memberi kode keras agar organisasi memilih menjadi oposisi. Salah satunya, karena ketua organisasi menegaskan, demokrasi membutuhkan mekanisme checs and balances. Yakni ada kontrol dan penyeimbang.

“Pimpinan organisasi juga menyoroti adanya anomali dalam penerapan sistem dermokrasi di Tanah Air.Anomali seperti itu meyitir para pakar telah melahirkan kepemimpinan paradoks berwatak otoriter populis. Dengan kritik-kritik kerasnya, pimpinan organsasi lantas memproklamasikan dirinya terkesan sebagai provokator,” Rubingan nyeletuk.

“Lantas, langkah penentuan sikap yang dijalankan forum rapat tersebut ini apa?” tanya Wildan.

“Plot twist muncul saat pembacaan rekomendasi hasil rapat. Di situ, ketua organisas imengatakan dalam rapat tersebut memberikan kewenagan penuh kepada Pimpinan organisasi selaku ketua untuk menentukan sikap organisasi kepada pemerintah. Apakah ini bukan merupakan langkah mudur ? Dalam menyampaikan pidatonya, pimpinan organsasi mengayunkan langkah maju, mengkritik praktik-praktik penyelenggaraan pemerintahan. Mulai kebijakan utang, impor, ketidaksinambungan pembangunan, hingga kembali ke soal penyelnggaraan pemilu,” urai Rubingan.

“Pimpinan organisasi kayaknya sedang melakukan tarin oposisi. Pimpinan organisasi kayaknya juga memakai analogi tarian dengan gerak langkah maju mundur. Kayaknya bimbang ingin jadi penyeimbang. Itu pula yang juga aku rasakan saat ini,” kata Wildan.

“Maksudmu?” tanya Rubingan.

“Kemarin, aku juga mengikuti sidang di rumah Pertiwi. Saya dimintai pendapat, mana yang aku pilih,” kata Wildan tersendat.

“Sidang masalah apa?” tanya teman-temannya hampir serempak.

“Terus terang,aku bimbang untuk memilih. Pertiwi atau Arshanti, adiknya yang akan jadi pendampingku. Karena, Pertiwi rupa-rupanya diam-diam juga mencintaiku. Padahal,aku memacari Arshanti, adiknya sudah empat tahun. Pusing tujuh keliling nggak?” kata Wildan sambil garuk-garuk kepala. (DDJP/stw)