Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina berharap, pemerintahan Pramono Anung-Rano Karno menciptakan pola memberikan kail dalam pemberdayaan masyarakat.
Melalui wadah kebudayaan Betawi, pemberdayaan masyarakat dapat dioptimalisasi.
“Bukan dengan memberikan umpan seperti sebagaimana yang telah terpolakan selama ini,” ujar Wa Ode, beberapa waktu lalu.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina. (dok.DDJP)
Dengan menggunakan kail, harap dia, masyarakat akan terpancing dan mengembangkan kreativitas dalam kehidupan sehari-hari.
Terutama bagi kalangan seniman dan budayawan Betawi serta ibu-ibu rumah tangga di setiap kampug Jakarta yang selama ini susah hidupnya oleh gencatan ekonomi.
Wa Ode menggarisbawahi, banyak home industry yang memproduksi souvenir. Hasilnya didistribusikan pada dunia pariwiata.
Setidaknya telah menghasilkan income tersendiri dan menjadikan salah satu solusi dari permasalahan keluarga.
Dengan begitu, kataWa Ode, masyarakat akan tergugah dan memiliki kesadaran yang penuh untuk mengenal diri dan kebudayaannya .
Sebagian kalangan orang Betawi (seniman dan budayawan) dapat terus berekspresi lewat pagelaran seni dan Budaya Betawi untuk mengembangkan kehidupannya.
“Akhirnya, di masa-masa mendatang tak akan kita dengar lagi tentang keterasingan Budaya Betawi di kampungnya sendiri,” tambah dia.
Selai itu, kekhawatiran akan kepunahan kebudayaan asli Jakarta harus diatasi. Sehingga kebudayaan Betawi kian berkembang mengikuti perubahan zaman.
“Kesemuanya itu diawali dengan satu upaya membumikan Budaya Betawi di Bumi Jayakarta, kita lakukan sejak sekarang,” pungkasWaOde. (stw/df)