Menjelang usia yang ke – 497 tahun, Kota Jakarta saat ini masih menjadi kota terpenting. Baik sebagai pusat perekonomian maupun pusat pemerintahan Indonesia.
Walau tahun 2024, statusnya sebagai Ibu Kota Negara (IKN) dicabut dan berpindah ke Kalimantan Timur, tetapi staf ahli kepresidenan menyebukan, Jakarta masih sebagai Ibu Kota Negara.
Jakarta lekat dengan aneka simbol tertentu yang bersumber dari latar belakang sejarah, budaya hingga kondisi alam.
Berikut hal-hal yang identik dengan Kota Jakarta:
1. Ibu Kota Negara
Jakarta merupakan Ibu Kota Negara Indonesia. Hal itu menjadikan Jakarta tak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga pusat bisnis, politik, kebudayaan dan sebagainya. Kota ini menjadi saksi bergulirnya sejarah Indonesia dari masa ke masa. Jakarta juga sempat beberapa kali mengalami pergantian nama. Dari Sunda Kalapa, Jayakarta, Batavia, hingga menjadi Jakarta sekarang.
2. Monas
Setiap kota memiliki ikon tersendiri yang menjadikan kekhasan kotanya. Begitu pula dengan Jakarta. Monumen Nasional atau Monas yang terletak di pusat kota diidentikkan sebagai ikon Kota Jakarta. Memiliki tinggi 132 meter (433 kaki) dengan simbolik kobaran api yang terbuat dari emas di puncaknya menjadikan Monas sebagai kebanggaan rakyat Indonesia. Khususnya penduduk DKI Jakarta.
3. Bundaran HI
Kawasan Jalan MH Thamrin atau dikenal dengan Bundaran Hotel Indonesia (kini Hotel Kempenski), adalah kawasan yang sibuk dan merupakan kawasan ikonik di Jakarta. Di tengah-tengah bundaran terdapat patung atau monumen ‘Selamat Datang’ yang berbentuk sepasang manusia menggenggam bunga dan melambaikan tangan. Patung ini dibuat dalam rangka Asian Games IV di Jakarta pada tahun 1962. Jakarta kembali menjadi tuan rumah Asian Games ke-18 pada 18 Agustus-September 2018.
4. Patung Pancoran
Jakarta memiliki beberapa ikon patung. Salah satunya adalah patung Pancoran. Nama asli patung Pancoran adalah patung Dirgantara.Penamaan itu merupakan ide dari Presidern Soekarno yang menghendaki adanya patung simbol dunia kedirgantaraan Indonesia. Patung ini menggambarkan manusia angkasa, yang mendeskripsikan semangat keberanian bangsa Indonesia menjelajah angkasa.
5. Macet
Kemacetan sudah menjadi pemandangan biasa di Jakarta. Hal ini karena pesatnya pertumbuhan kendaraan di kota metropolitan Jakarta ini setiap tahunnya. Kondisi tersebut tidak disertai dengan ketersediaan transportasi umum serta ruas jalan yang memadai. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2017 jumlah kendaraan bermotor di Jakarta mencapai 21.072.895 unit. Sedangkan panjang jalan di DKI Jakarta hanya 6.956.842 meter.
6. Banjir
Hingga saat ini, banjir masih sering melanda Jakarta. Sehingga kota ini pun identik dengan bencana alam tersebut. Banyak faktor yang menyebabkan musibah tahunan ini melanda. Antara lain menyangkut kondisi geografis Jakarta, tingginya curah hujan, hingga ulah manusia yang mengabaikan kelestarian alam.
7. Pusat mata pencaharian
Jakarta, selain menjadi pusat pemerintahan, sekaligus menjadi pusat ekonomi bisnis, sehingga menjadi magnet kuat bagi pendatang untuk mengadu nasib. Menurut Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta pada 2015, jumlah pendatang baru mengalami kenaikan sekitar 3 persen. Jika pada tahun sebelumnya berjumlah 68.537 oranag meningkata menjadi 70.593 orang dan jumlah itu terus meningkat tiga tahun selanjutnya. Apalagi setelah Idul Fitri.
8. Ondel-ondel
Ondel-ondel adalah salah satu pertunjukan khas Betawi yang sering ditampilkan di pesta-pesta rakyat, seperti pernikahan atau perayaan budaya Betawi. Ondel-ondel biasanya ditampilkan secara berpasangan. Ciri khas ondel-ondel laki-laki wajahnya dicat merah dengan mata melotot, berkumis dan senyum menyeringai. Filosofinya, wajah tersebut memiliki arti semangat dan keberanian. Sayang, budaya khas Betawi ini belakangan dimanfaatkan untuk ‘ngamen’ keluar masuk kampung.
9. Kerak Telor
Kuliner khas masyarakat Betawi yang terbuat dari beras ketan itu merupakan hal lain yang identik dengan Kota Jakarta. Menurut sejarah, makanan ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Kala itu, Jakarta ditumbuhi banyak pohon kelapa. Buah kelapa yang berlimpah, kemudian dimanfaatkan penduduk untuk membuat aneka penganan khas Jakarta, dan satu di antaranya adalah kerak telor.
10. Es Selendang Mayang
Salah satu kuliner khas kota Jakarta yang sangat populer selain kerak telor dan soto Betawi adalah es selendang mayang. Dinamakan selendang mayang, karena warna yang disajikan penganan ini sangat menarik, yakni merah, hijau dan putih. Jajanan berbahan dasar tepung hunkwe ini biasanya disajikan saat Lebaran atau hajatan. (DDJP/stw)