Banjir datang lagi setelah ‘hangat’ sebentar. Kondisi demikian dialami Kota Jakarta. Tak sedikit warga yang dalam terkendala menjalani aktivitas rutin sehari-hari. Seperti banjir yang melanda permukiman warga RT 10/RW 05, Rawa Terate, Jakarta Timur.
Permukiman warga tersebut sempat diterjang banjir setinggi 50 sentimeter, Kamis (29/2). Hal itu terjadi akibat hujan deras yang mengguyur DKI Jakarta pada Kamis (29/2/2024). Tak bisa dihindari, sejumlah ruas jalan dan permukiman warga terendam banjir.
Meskipun Pemprov DKI Jakarta terus secara maksimal mengantisipasi banjir lewat perbaikan dan normalisasi saluran air, namun benjir tetap datang laksana ‘tamu tak diundang’. Upaya mengatasi banjir tersebut juga dilakukan dengan optimalisasi pompa air. Baik pompa statis maupun mobile disiagakan.
Tindakan siaga yang dilakukan oleh jajaran Pemprov DKI cukup membuat banjir tak harus berlama-lama mampir di permukiman warga. Namun bukan berarti hal itu cukup untuk melegakan masyarakat korban banjir. Betapa tidak, pasca air surut, membersihkan rumah dari endapan lumpur yang terbawa lewat banjir merupakan sebuah pekerjaan yang cukup berat.
Untuk meringankan pekerjaan warga Rawa Terate misalnya, Pemerintah Kota Jakarta Timur pun harus mengerahkan petugas PPSU alias pasukan orange untuk membantu membersihkan sampah sisa banjir di lingkungan permukiman warga.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkan, sebanyak 34 ruas jalan di wilayah Jakarta terendam banjir pada Kamis (29/2/2024) pagi pukul 10.00 atau mengalami peningkatan jumlah dibanding pukul 06.40 dan 09.00 WIB. Hal itu diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji kepada wartawan di Jakarta, Kamis (29/2).
Rincian 34 ruas jalan yang tergenang yakni, Jalan Manyar, Tegal Alur (Jakarta Barat) dengan ketinggian 15 sentimeter (cm), Jalan Raya Preperdan, Kamal (Jakarta Barat) dengan ketinggian 15 cm dan Jalan Komplek Green Garden (Duta Buah), Kedoya Utara (Jakarta Barat) dengan ketinggian 15 cm. Lalu Jalan Cempaka Putih Raya (Rumah Makan Shukaku), Cempaka Putih Barat (Jakarta Pusat) dengan ketinggian 40 cm.
Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Baru (Jakarta Pusat( dengan ketinggian 30 cm, Jalan Cempaka Putih Tengah, Cempaka Putih Timur (Jakarta Pusat( dengan ketinggian 40 cm dan depan Ruko ITC Cempaka Mas Letjen Suprapto, Sumur Batu, dengan ketinggian 20 cm.
Jalan Rawamangun Selatan, Pisangan Timur (Jakarta Timur) dengan ketinggian 20 cm, Jalan Raya Cipinang (titik kenal RS Persahabatan), Cipinang (Jakarta Timur) dengan ketinggian 20 cm dan Jalan Pemuda (Arion Mall), Rawamangun (Jakarta Timur) dengan ketinggian 20 cm.
Jalan Yos Sudarso, Sunter Jaya (Jakarta Utara) dengan ketinggian 20 cm, Jalan Danau Indah Raya, Sunter Jaya (Jakarta Utara) dengan ketinggian 20 cm dan Jalan Raya MOI, Kelapa Gading Barat (Jakarta Utara) dengan ketinggian 15 cm.
Jalan Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading Barat (Jakarta Utara) dengan ketinggian 25 cm, Jalan Kelapa Hibrida, Pegangsaan Dua (Jakarta Utara( dengan ketinggian 25 cm eJalan Beulevard Raya (Depan MKG), Kelapa Gading Timur (Jakarta Utara) dengan ketinggian 25 cm.
Jalan Biru Laut, Kelapa Gading Timur (Jakarta Utara( dengan ketinggian 15 cm, Jalan Laksamana RE Martadinata, Tanjung Priok (Jakarta Utara) dengan ketinggian 25 cm dan Jalan Gading Putih Raya Utara, Kelapa Gading Timur (Jakarta Utara) dengan ketinggian 30 cm.
Jalan Raya Gading Kirana (Depan RS Mitra Keluarga Kelapa Gading), Kelapa Gading Barat (Jakarta Utara) dengan ketinggian 40 cm, Jalan Mindi, Lagoa (Jakarta Utara) dengan ketinggian 20 cm, Jalan Mangga, Tugu Utara (Jakarta Utara) dengan ketinggian 40 cm dan Jalan Gaya Motor II, Sungai Bambu, Jakarta Utara dengan ketinggian 50 cm.
Jalan Kramat Jaya (Depan Islamic Center), Tugu Utara (Jakarta Utara) dengan ketinggian 20 cm, Jalan Boulevard Raya, Pegangsaan Dua (Jakarta Utara) dengan ketinggian 25 cm, Jalan Cakung Cilincing Raya, Sukapura (Jakarta Utara) dengan ketinggian 30 cm dan Pasar Sukapura, Sukapura (Jakarta Utara) dengan ketinggian 15 cm.
Jalan Raya Cilincing Depan (NPCT 1), Kali Baru (Jakarta Utara) dengan ketinggian 20 cm, Jalan Tanah Merdeka, Kali Baru (Jakarta Utara) dengan ketinggian 15 cm dan Jalan Kalibaru Barat 1, Kali Baru (Jakarta Utara) dengan ketinggian 20 cm.
Jalan Kalibaru Barat 4, Kali Baru (Jakarta Utara) dengan ketinggian 15 cm, Jalan Agung Karya (Depan PT Dunex), Sungai Bambu (Jakarta Utara) dengan ketinggian 20 cm serta Jalan Terusan Kelapa Hybrida, Sukapura (Jakarta Utara) dengan ketinggian 20 cm.
Berdasarkan hasil pemetaan BPBD DKI Jakarta, terdapat titik rawan banjir yang harus menjadi perhatian. Di Jakarta Barat terdapat Rawa Buaya, Tegal Alur, Kedoya Selatan, Kedoya Utara, dan Kembangan Utara.
Di wilayah Jakarta Selatan yakni, Cipete Utara, Petogogan, Cipulir, Pondok Pinang, Ulujami, Pondok Labu, Bangka, Pejaten Timur, dan Jati Padang.
Sedangkan di Jakarta Timur yakni, Bidara Cina, Kampung Melayu, Cawang, Cililitan, Cipinang Melayu, Kebon Pala, Makasar, dan Rambutan. Wilayah Jakarta Utara terdapat di Pademangan Barat, Pluit, dan Rorotan.
Terkait banjir akibat hujan deras, kalangan politisi di Kebon Sirih pun meminta Dinas Sumber Daya Air Pemprov DKI Jakarta untuk bersiaga selama musim hujan.
Anggota DPRD DKI Jakarta Simon Lamakadu mengakui, penanganan banjir di Jakarta sudah lebih bagus dibandingkan sebelum-sebelumnya. Akan tetapi, kehadiran petugas lapangan untuk mitigasi di lokasi banjir relatif lambat.
“Saya lihat ketika sudah mulai banjir, belum banyak yang bekerja. Saya juga lihat belum ada Dinas Perhubungan yang membantu mengurai macet di simpang Cempaka Mas akibat banjir,” ujar Simon, Jumat (1/3), dikutip dari wartakotalive.com.
Simon mengaku, kerap meninjau rumah pompa yang berada di kawasan Cempaka Putih. Termasuk sejumlah titik rawan banjir di Jakarta Pusat.
Menurut dia, banjir yang terjadi pada Kamis (29/2), memperparah kemacetan yang selalu terjadi setiap pagi di lokasi tersebut. Akibatnya berdampak luas kepada masyarakat. Hal seperti ini diharapkan menjadi evaluasi dan juga bisa diperbaiki di kemudian hari.
Anggota DPRD DKI Jakarta Simon Lamakadu. (dok.DDJP)
Meski demikian, pompa stasioner dan pompa mobile di Kecamatan Cempaka Putih dan Kemayoran juga diaktifkan sejak malam karena tingginya intensitas hujan yang turun sepanjang malam di Jakarta.
“Seharusnya sudah menjadi early warning (peringatan dini) bagi petugas bahwa pagi hari akan terjadi banjir dan mengakibatkan jalanan tergenang,” tutur Simon.
Untuk menghindari peristiwa serupa, sambung pria yang duduk sebagai anggota Komisi A DPD DKI Jakarta itu, meminta semua jajaran yang bertanggung jawab terkait banjir di Jakarta bisa meningkatkan kewaspadaannya.
Mereka juga harus bergerak lebih cepat sehingga penanggulangan banjir dan dampaknya bisa lebih berjalan dengan baik dan tidak memberikan dampak yang luas ke masyarakat.
“Saya juga meminta Dinas SDA untuk selalu mengecek ketinggian air laut jangan sampai telat menyalakan pompa air ketika nanti ada potensi banjir rob di wilayah Utara Jakarta,” tukas dia. (DDJP/rul)