Ayah dan Paman Jadi Panutan Nova Paloh Menuju Panggung Politik

January 19, 2024 6:02 pm

Nova Harivan Paloh, politisi asal Partai Nasional Demokrat (NasDem) berhasil melenggang ke DPRD DKI Jakarta usai mendapat pelajaran politik dari ayah dan pamannya.

Ayah Nova adalah Usman Paloh, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Sosial (Kemensos). Sedangkan pamannya, Surya Paloh adalah ketua umum Partai NasDem.

“Sejak SD hampir setiap hari saya berdiskusi dengan ayah saya (Usman Paloh) membahas isu-isu yang hangat di media cetak. Sementara dari paman (Surya Paloh) saya mendapat pengetahuan praktek politik. Dari keduanya lah saya menemukan passion saya,” kata dia.

Sejak berstatus sebagai pelajar, Nova Paloh juga aktif berorganisasi. Mulai dari menjadi ketua Kelas, juga aktif sebagai anggota Karang Taruna Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.

“Dulu, ketika orang bicara politik, langsung alergi. Takut. Tapi ketika reformasi panggung politik di tanah air mulai terbuka dan saya mulai mencari jati diri saya di politik dan saya pun tertarik,” ungkap dia.

Sebelum benar-benar terjun ke dunia politik, Nova Paloh pernah menjadi staf khusus Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ia juga pernah terlibat dalam tim penanggulangan Karhutla (kebakaran hutan) Kementerian LH dan Kehutanan.

Keterlibatannya dalam politik mulai terlihat saat ia bergabung tim Pemantau Pemilu dari Forum Rektor. Ia kemudian bergabung dengan Garda Pemuda NasDem DPW Provinsi DKI Jakarta dan menjabat sebagai Ketua Bidang Kompartemen Lingkungan Hidup.

Kemudian, Nova Paloh didaulat sebagai Ketua DPD NasDem DKI Jakarta. Pada pemilihan legislatif (Pileg) 2019, ia terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2019-2024 dari Dapil 8 Jakarta Selatan.

Di Dapil 8 yang meliputi Kecamatan Pasar Minggu, Jagakarsa, Mampang Prapatan, Pancoran, dan Tebet, Nova Paloh memperoleh suara lebih dari 12 ribu.

Kini, Nova Paloh mendapat amanat menjadi wakil ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta dan bertugas mengawal pembangunan infrastruktur publik yang ada di Jakarta. (DDJP/bad/gie)