Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta menyesalkan maraknya fenomena tawuran antar warga yang terjadi baru-baru ini. Kurangnya pemahaman tentang kerukunan yang didasari nilai keagamaan dinilai menjadi salah satu penyebab terjadinya pertikaian.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Judistira Hermawan mengatakan, untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat mengoptimalkan gerakan Maghrib Mengaji. Program tersebut menurutnya dapat dijadikan momentum untuk penguatan karakter mental, dan spiritual warga.
“Jadi harus dioptimalkan lagi, karena yang saya tahu tawuran antar warga antar pemuda seperti di Jakarta Selatan sudah terjadi sejak lama,” ujarnya di Gedung DPRD DKI, Rabu (13/2).
Sejauh ini, Pemprov DKI memerintahkan lurah-lurah di seluruh Jakarta menggencarkan kembali program salat subuh berjemaah dan magrib mengaji. Program tersebut ditujukan untuk mencegah kerawanan sosial seperti tawuran dan peredaran narkoba.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya meyakini gerakan Maghrib Mengaji dapat menghidupkan kembali tradisi keagaman di lingkungan masyarakat melalui pemanfaatan masjid.
Komisi E, lanjut Judistira, berharap optimalisasi gerakan Maghrib Mengaji dapat dilaksanakan langsung Biro Pendidikan Mental dan Spiritual (Dikmental) dengan sinergitas bersama Dinas Sosial. Selain melaksanakan program keagamaan, pencegahan kerawanan sosial menurutnya juga dapat dilakukan dengan pembinaan keahlian bagi para pemuda secara merata.
“Saya lihat gerakan ini baru dilakukan di Jakarta Selatan. Jangan hanya di satu wilayah saja tapi wilayah-wilayah lainnya juga harus dioptimalkan,” tandasnya. (DDJP/alw/oki)