Seorang pemuda tanggung, sebut saja namanya Amir. Dia bekerja di bidang usaha fotocopy. Amir, di mata teman-temannya dikenal suka usil. Suka menggoda perempuan-perempuan cantik yang fotocopy di tempat kerjanya.
Tetapi, belakangan kebiasan buruknya itu agak berkurang. Selain pekerjaannya menumpuk, banyak gadis-gadis remaja yang memfotocopy berbagai naskah kegiatan.
Baik remaja masjid, pelajar, maupun mahasiswa. Karena mereka memperoleh tugas sebagai panitia berbagai kegiatan setelah ujian sekolah usai.
Dasar badung, Amir masih juga suka iseng menggoda gadis-gadis remaja yang sedang memfotocopy di tempat kerjanya.
Walau volumenya berkurang. Tetapi mata nakalnya masih suka sering mencuri pandang pada cewek-cewek yang berbusana minim.
Sebelum Ashar, pandangannya tertuju pada seorang mahasiswa sangat cantik, membuat matanya malas berkedip.
Sejak awal kedatangan gadis itu, sebenarnya Amir sudah siap menggoda, tetapi ia masih bias menahan diri. Ia pun membatalkan niatnya.
Sampai cewek itu selesai memfotocopy tugas kuliahnya, Amir tak sempat mengeluarkan sepatah kata pun. Setelah selesai fotocopy, cewek itu buru-buru pergi.
Dalam hatinya, Amir menyesal kenapa ia tak menanyakan nama dan alamat gadis itu. Lima menit kemudian, cewek itu kembali dengan nafas agak tersengal-sengal lalu bertanya.
“Aslinya mana, Mas ?” Tanya cewek itu. Dengan hati girang, Amir pun menjawab.
“Oh, saya asli Kebumen. Lha, Mbak aslinya mana?” Amir ganti bertanya.
“Oooh,….. maksud saya, buku ini aslinya mana? Tadi, sampeyan hanya memberikan fotocopynya saja,” kata cewek tersebut.
“ Oooooh,……….Aku pikir tanya dari mana asal saya………” kata Amir melongo. (DDJP/stw)