Pimpinan DPRD DKI Jakarta mengapresiasi Menteri Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait dan Pj Gubernur Teguh Setyabudi terkait kebijakan penurunan tarif sewa Rumah Susun (Rusun) Pasar Rumput, Jakarta Selatan.
Semula, tarif Rusun tersebut sebesar Rp.3,5 juta per bulan. Hanya saja, besaran biaya sewa itu sulit terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Akhirnya, terjadi penurunan biaya sewa. Kini, menjadi dari Rp.1,1 juta. Bahkan, biaya sewa paling mahal sebesar Rp.2,25 juta per bulan.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rany Mauliani menyebut, pemberlakuan tarif baru membuat masyarakat menengah ke bawah bisa mendapatkan hunian layak.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rany Mauliani. (dok.DDJP)
“Memberikan harapan bagi masyarakat golongan menengah ke bawah,” ujar Rany, Selasa (5/11).
Besaran biaya sewa Rusun, sambung Rany, merupakan hal utama bagi warga yang ingin memiliki hunian layak.
Tak hanya bermanfaat bagi masyarakat. Menurut Rany, pemberlakuan biaya sewa murah bisa berdampak positif terhadap keuangan perseroan daerah atau Pemprov DKI Jakarta.
“Bisa saja mungkin berdampak (bagi keuangan). Tapi InsyaAllah saya optimistis akan ke arah yang baik. Toh selama ini, Rusun yang dimaksud dengan tarif tinggi tapi juga mangkrak karena biaya sewa yang tidak terjangkau,” tutur Rany.
Rany menyetujui Rusun Pasar Rumput segera diisi setelah dua tahun kosong. Harapannya, masyarakat terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh sanitasi buruk, seperti di kawasan kumuh dan miskin.
“Siapapun yang masuk kriteria boleh mendaftar. Tentunya lewat verifikasi ya, dengan harga yang cukup reasonable dari sebelumnya,” imbuh dia.
“Daripada kosong, tidak terpakai, mending digunakan untuk yang membutuhkan,” tambah Rany. (red)