Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Bun Joi Phiau mengapresiasi Pemprov yang telah berhasil mengatasi bau dari pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di
Rorotan Jakarta Utara.
Sebab, pengolahan sampah RDF Plant Rorotan sempat dikeluhkan warga komplek Jakarta Garden City dan sekitarnya karena menimbulkan bau tak sedap.
Apresiasi tersebut diungkapkan Bun Joi usai mengunjungi RDF Plant Rorotan pada Senin 10 Maret 2025.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Bun Joi Phiau. (dok.DDJP)
“Apalagi karena banyak aduan dari warga, masalah bau produksi sampah,” ujar Bun, Selasa (11/3).
Meskipun sistem deodorizer belum berfungsi optimal menekan bau sampah di sekitar RDF Plant Rorotan, namun Pemprov telah berupaya melakukan perbaikan secara maksimal.
“Alat deodorizer belum bekerja 100 persen. Memang alatnya tidak bisa menghilangkan bau sampah sepenuhnya. Tapi pihak pengelola mengatakan bisa mengurangi bau
semaksimal mungkin,” ungkap Bun.
Dia juga juga mengimbau pengelola RDF Plant Rorotan mengatur jam operasional keluar dan masuk truk sampah, sehingga tidak mengganggu warga sekitar.
“Keluar masuk truk sampah harus diatur pada waktu yang tidak mengganggu aktivitas warga,” ucap Bun.
Selain itu, pengelola RDF Plant Rorotan juga diminta menyemprot jalan usai jam operasional truk sampah demi mengatasi bau tak sedap.
Dengan begitu, upaya Pemprov membuat pengelolaan sampah metode RDF makin diperbanyak dalam mengatasi permasalahan sampah di ibukota.
“Harapan kita itu agar tempat yang seperti RDF ini dibangun di berbagai tempat untuk mengurangi sampah Jakarta, karena sampai hari ini masalah sampah sangat urgent
(mendesak -red) ya,” tutur Bun.
Apalagi, Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang sudah hampir mencapai kapasitas maksimal (overload) untuk menampung sampah warga Jakarta. Yakni mencapai
sekitar 7.500 ton sehari.
“Dengan adanya RDF Plant ini, kita berusaha mengurangi sampah di DKI walaupun tidak bisa maksimal, minimal 30 persen dari sampah itu bisa berkurang,”
tandas Bun. (gie/df)