Komisi C DPRD Provinsi DKI Jakarta menyetujui Penyertaan Modal (PMD) yang diusulkan Perumda Dharma Jaya sebesar Rp307 miliar dalam pembahasan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) APBD Perubahan tahun 2022.
Anggota Komisi C DPRD DKI Andyka menjelaskan, persetujuan diberikan untuk memenuhi stok kebutuhan pangan seperti daging ayam dan sapi sebagai langkah antisipatif menghadapi ketidakpastian perekonomian dunia di tahun 2023 medatang.
“Tidak bisa diingkari bahwa yang menyangkut ketahanan pangan harus kita siapkan jauh-jauh hari. Jadi ini (pengadaan daging ayam dan sapi) termasuk kategori mendesak dan skala prioritas,” ujarnya di Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/10).
Andyka khawatir warga Jakarta akan kesulitan mendapatkan daging ayam dan sapi apabila tidak menyiapkan stok sedari dini. Sebab, sudah dipastikan negara pengimpor daging tidak akan mau menjual ayam dan sapi saat resesi terjadi.
“Menghadapi krisis yang akan menyongsong, dimana negara yang biasa mengimpor kebutuhan pangannya kepada kita itu akan mulai menahan, artinya kita butuh super stock supaya kedepannya bisa kita mengantisipasi ini,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkap anggota Komisi C Syahrial. Menurutnya penguatan pangan perlu segera dilakukan dengan harapan pasokan, stabilitas dan keterjangkauan harga produk hewani terus terkontrol.
“Saya setuju kalau Dharma Jaya ini memprioritaskan ketahanan pangan, karena tahun-tahun kedepan harus kita waspadai,” katanya.
Sementara, untuk anggaran renovasi kantor Dharma Jaya, rumah potong hewan (RPH) serta perbaikan kandang diminta untuk dipindahkan ke anggaran tahun 2023 mendatang karena dinilai bukan kegiatan mendesak. Mengingat pendapatan daerah diperkirakan tidak dapat mencapai target.
“Hanya kegiatan yang untuk pengadaan atau persiapan pangan saja kalau yang fisik-fisik ditunda saja dahulu. Kalau ketahanan pangan sudah pasti harus diprioritaskan,” ungkap Syahrial.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Perumda Dharma Jaya Raditya Endra Budiman menjelaskan, PMD diajukan setelah mendapat informasi dari Menteri Keuangan RI bahwa seluruh jajaran bidang pangan harus fokus mempersiapkan stok agar perekonomian tetap stabil.
“Rencananya kami memerlukan ini (pengadaan sapi dan ayam) untuk memulai membuat stok, karena kemungkinan besar tahun depan semua negara akan menahan stoknya, jadi kita harus punya modal untuk cadangan pangan,” tandasnya. (DDJP/gie)