Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta menilai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) belum memiliki jurus jitu untuk mengantisipasi potensi resesi ekonomi. Perlu sinergitas kerja antar BUMD untuk menjamin ketersediaan pangan dengan tujuan menjaga stabilitas harga.
Anggota Banggar DPRD DKI Jakarta Farazandi Fidinansyah mengatakan, Perumda Dharma Jaya, Perumda Pasar Jaya dan PT Food Station Tjipinang Jaya harus memiliki program kerja di tahun 2023 untuk dijadikan pedoman antisipatif ketika resesi ekonomi bernar-benar menerjang Jakarta.
“Segera dibentuk super holding pangan seperti yang dilakukan di nasional. Marwah BUMD pangan harus dikembalikan, Pasar Jaya melakukan distribusi dan etalase penjualan, Dharma Jaya siapkan kebutuhan pangan hewani dan Food Station kebutuhan pangan processing. Ini diatur sehingga punya kerangka kerja yang jelas. Ini serius karena 2023 kita harus mengantisipasi resesi,” ujarnya di Grand Cempaka Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11).
Hal senada juga diungkap anggota Banggar Gembong Warsono. Ia meminta ketiga BUMD ini segera mempersiapkan program jitu untuk memperkuat ketahanan pangan Jakarta.
“Tolong dibuat skenario yang besar soal kedaulatan pangan kita. Buat konsep bersama-sama agar kedaulatan pangan DKI Jakarta bisa lebih kuat,” kaatanya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama (Dirut) PD Dharma Jaya Raditya Endra Budiman menjelaskan, pihaknya telah mengusulkan permohonan PMD sebesar Rp50 miliar untuk mengantisipasi resesi. Masing-masing yakni Rp40 miliar untuk pembuatan cold storage dengan kapasitas 2000 ton, dan Rp10 miliar untuk membuat pabrik pengolahan.
“Kami sudah merencanakan untuk membangun konstruksi untuk menjaga ketahanan pangan,” katanya.
Sedangkan Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo mengungkapkan pihaknya sudah mempersiapkan antisipasi resesi. Selain konsen di stok beras, ia juga mengaku akan menanam jagung untuk diolah menjadi pakan ternak ayam, sehingga dapat menghasilkan telur tanpa perlu mengeluarkan biaya pakan.
“Tahun depan kami mulai melakukan budidaya tanam jagung karena ini menjadi bagian dari ekosistem ketahanan pangan. Jadi dengan membuat ekosistem ketahanan pangan tersebut, diharapkan ketersediaan pasokan pangan untuk DKI Jakarta akan tetap stabil dan harganya tetap terkendali,” ungkapnya.
Sementara Dirut Perumda Pasar Jaya Tri Prasetyo menjelaskan pihaknya telah melakukan kontrak farming dengan sejumlah petani bawang di Brebes dan petani cabai di Jawa Timur demi menjaga kestabilan harga.
“Selain itu pusat distribusi kami di pasar induk juga menjadi fokus untuk dilakukan revitalisasi. Mudah-mudahan pembangunannya di bulan November ini,” tandasnya. (DDJP/gie)