Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta mendorong Perumda Dharma Jaya melakukan terobosan-terobosan dan berinovasi demi tercapainya laba produktif yang telah ditargetkan setiap tahun.
Pasalnya sudah dua tahun terakhir Perumda Dharma Jaya terus merugi yakni pada tahun 2020 merugi Rp17,6 miliar dan tahun 2021 merugi hingga Rp17,4 miliar akibat terkontraksi pandemi Covid-19.
“Saya minta terobosan yang mereka rencanakan termasuk pembangunan daripada peningkatan cool storage sama alat produksi mereka, supaya benar-benar dimodernisasi, sehingga bisa mengikuti persaingan di pasar perdagangan daging,” ujar Pandapotan Sinaga, Sekretaris Komisi B di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (14/2).
Ia juga berharap dengan perubahan status hukum Dharma Jaya menjadi Perumda, bisa menjadi salah satu modal untuk terealisasinya terobosan baru. Pasalnya dengan status tersebut, maka perusahaan yang bergerak di pangan hewani ini dapat mengajukan penyesuaian modal dasar cukup besar hingga Rp2 triliun.
“Nah nanti dengan perubahan Perda mereka terhadap permodalan naik, mudah-mudahan kita bisa ngedorong dengan pemberian PMD, karena memang Dharma Jaya ini kita harapkan bisa jadi penyeimbang harga pokok hewani di Jakarta,” ungkapnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Perumda Dharma Jaya Raditya Endra Budiman mengakui menurunnya daya beli masyarakat saat pandemi Covid-19 menjadi alasan utama kerugian yang dialami selama dua tahun ini.
Adapun beberapa upaya yang akan Dharma Jaya lakukan yakni mengembangkan kerjasama kemitraan untuk mendapatkan pasokan bahan baku yang kompetitif, dan berkualitas.
“Kami juga akan menggencarkan penjualan komersil berbasis online dan mengupayakan pelaksanaan kembali program pangan bersubsidi,” tandasnya. (DDJP/gie)