Komisi A DPRD DKI Jakarta menyetujui pemberian bantuan untuk pengembangan siatem investigasi cuaca yang diperlukan Komando Operasi Udara I TNI Angkatan Udara (AU).
Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono mengatakan, bantuan ini sangat penting untuk antisipasi cuaca ekstrem di Wilayah Jakarta.
“Manfaatnya luar biasa. Bisa untuk kebencanaan. Misal terjadi cuaca ekstrem atau hujan lebat di Jakarta. Itu deteksinya dari awal,” ujar Mujiyono, Senin (28/4).
Ia berharap, sistem investigasi cuaca ini dapat terintegrasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Sehingga BPBD bisa melakukan antisipasi penanggulangan bencana ataupun mempersiapkan bantuan jika diprakirakan akan terjadi hujan lebat.
“BPBD bisa lebih awal memanfaatkan untuk melakukan modifikasi cuaca untuk mengalihkan atau memecah hujan di satu lokasi, supaya tidak terjadi cuaca ekstrem,” ucap Mujiyono.
Di kesempatan yang sama, Asren Koopsud I Kolonel Pnb Dedy Iskandar menjelaskan, pengembangan sistem investigasi cuaca sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya banjir akibat cuaca ekstrem.
“Sistem penginderaan jarak jauh cuaca berkemampuan mitigasi bencana, seperti yang kita ketahui bahwa beberapa saat lalu di Jakarta juga ada permasalahan banjir,” tutur Dedy.
Selain itu, sambung dia, sistem itu diperlukan untuk mengetahui cuaca sekitar Bandara Halim yang kerap digunakan Presiden Republik Indonesia (RI) serta jajaran penjabat.
“Selain bermanfaat langsung untuk masyarakat, alat ini juga bermanfaat untuk TNI AU dan terutama VVIP bapak presiden, wapres, menteri, bahkan gubernur maupun kepala daerah yang lain apabila ada kegiatan, pasti mereka rata-rata menggunakan dari bandara Halim,” tandas Dedy. (gie/df)