Banyak kalangan generasi muda masuk katagori pengangguran terbuka. Hal itu menjadi sorotan Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta M. Taufik Zoelkifli.
Ia meminta Pemprov DKI menyikapi data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta. Yakni, angka pengangguran terbuka di ibukota masih didominasi oleh kelompok usia muda.
Menurut politisi PKS itu, Pemprov DKI harus memberikan perhatian serius terhadap persoalan itu.
Perlu memperbanyak program pelatihan yang relevan dan kekinian bagi generasi muda. Sehingga mampu menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berkembang.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta M. Taufik Zoelkifli. (dok.DDJP)
Sebab, sambung dia, anak muda di Jakarta butuh pelatihan yang sesuai dengan tren industri saat ini. Seperti digital marketing, fotografi, desain grafis, kecerdasan buatan, hingga kewirausahaan berbasis teknologi.
“Jangan hanya pelatihan yang konvensional, tapi yang betul-betul sesuai dengan minat dan kebutuhan zaman,” ujar Taufik, Rabu (6/8).
Untuk menjalan program tersebut, pemerintah bisa bekerja sama dengan berbagai pihak. Seperti startup, kampus, atau komunitas teknologi untuk menyusun kurikulum dan pelaksanaan program yang efektif.
Ia menambahkan, pelatihan bukan hanya tersedia. Namun juga mudah diakses oleh semua kalangan muda. Karena itu, perluasan pelatihan merupakan investasi jangka panjang untuk mengatasi pengangguran.
“Meningkatkan daya saing Jakarta di masa depan,” tandas Taufik.
Meski demikian, Taufik mengapresiasi upaya Pemprov DKI yang telah menyelenggarakan berbagai pelatihan kerja. Akan tetapi, jumlah dan jenis pelatihan masih belum cukup untuk menjawab kebutuhan zaman saat ini.
Taufik mendorong Pemprov DKI mengalokasikan anggaran untuk pengembangan SDM anak muda ditingkatkan secara signifikan. (red)