Andri Santosa berhasil lolos ke kursi parlemen Kebon Sirih setelah berhasil meraup 11.615 suara di Daerah Pemilihan (Dapil) 9 Jakarta Barat. Meliputi Kecamatan Cengkareng, Kalideres dan Tambora.
Ia mengaku banyak menerima keluhan dan aspirasi masyarakat saat turun ke warga. Salah satunya terkait bantuan sosial yang berdampak langsung untuk kesejahteraan warga Jakarta. Seperti pengurangan Kartu Jakarta Pintar (KJP) akibat Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang tidak tepat sasaran.
“Kita akan perjuangkan kesejahteraan warga, terutama tentang bantuan sosial. Seperti Kartu Jakarta Pintar. Karena banyak sekali masyarakat tidak mampu tadinya menerima, sekarang jadi tidak menerima,” ujar Andri di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/10).
Pria kelahiran Magelang 5 Juni 1986 itu juga mendapat keluhan dari para Lansia terkait bantuan sosial.
Pasalnya, banyak yang sejak awal terdata sebagai penerima Kartu Lansia Jakarta (KLJ), namun namanya hilang.
“Kemarin saya turun ke lapangan, ketemu konstituen yang menyampaikan banyak sekali Lansia tidak mendapat haknya,” kata Andri.
Karena itu, ia mendorong Pemprov DKI lebih selektif dalam melakukan penyisiran data program bantuan sosial. Sehingga warga yang benar-benar membutuhkan bantuan dapat merasakan manfaatnya.
“Itu yang memang harus kita urai dan kita harus audiensi dengan para pihak SKPD, jadi banyak sekali hal-hal terkait kesejahteraan yang harus diperjuangkan,” ungkap Andri.
Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta itu juga berkomitmen untuk menjalankan tiga fungsi DPRD DKI Jakarta secara optimal. Terdiri dari fungsi legislatif, anggaran, dan pengawasan.
“Tentunya kalau bicara penataan, kita sebagai legislatif hanya punya tiga fungsi dan berperan sebagai pelayan masyarakat,” pungkas Andri. (yla/gie/df)