Marak perilaku warga yang melompati pagar pembatas di pintu masuk Stasiun Kereta Cikini, Jakarta Pusat. Latar belakang itu yang menjadi alasan proses peninggian pagar di lokasi tersebut.
Kondisi demikian menjadi sorotan kalangan legislator di Kebon Sirih. Pasalnya, kebijakan meninggikan pagar pembatas dinilai sekadar solusi tambal sulam.
Terlebih, setiap akses transportasi publik harus mengedepankan prinsip ramah pejalan kaki.
Meskipun hal itu dilakukan untuk menutup celah atau menghalau perilaku lompat pagar. “Itu hanya solusi tambal sulam,” ujar Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino, Selasa (12/8).
Peninggian pagar tersebut, diakui Wibi, menimbulkan kesan tidak ramah terhadap akses pejalan kaki.
Karena itu, Wibi mendorong Pemprov DKI berkoordinasi dengan KAI untuk menambah pintu masuk Stasiun Cikini.
Bahkan, politisi Partai NasDem itu juga mengusulan pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) atau underpass.
JPO atau underpass dimaksud tentunya terintegrasi dengan akses masyarakat pengguna kereta api di Stasiun Cikini.
“Memperbaiki desain agar tetap aman sekaligus estetik,” tandas Wibi.
Menurut dia, keselamatan warga sangat penting. Jaminan kelayakan akses publik harus dijamin. (red)