Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Francine Eustacia mengajak warga Jakarta memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk tanaman produktif dalam rangka menjaga ketahanan pangan.
Menurut dia, pekarangan rumah dapat bermanfaat sebagai lahan pertanian produktif untuk memenuhi kebutuhan ekonomi skala rumah tangga.
Tanaman produktif yang dapat ditanam seperti sayur-sayuran seperti sawi, selada, kacang panjang, buncis, pare, terong, bayam, bawang-bawangan, daun bawang, seledri, dan kangkung.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Francine Eustacia. (dok.DDJP)
Komoditas pangan tersebut dapat menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan keluarga. Bahkan dapat dijual jika hasilnya lebih.
“Saya mengajak seluruh warga DKI Jakarta untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah, sekecil apa pun, untuk menanam tanaman produktif,” ujar Francine Eustacia, Jumat (3/1).
Oleh karena itu, Francine mendorong Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta secara aktif menggencarkan program sosialisasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam tanaman produktif bahkan ruang-ruang komunal dapat digunakan sebagai tempat budidaya ikan.
Sosialisasi tersebut dapat dilakukan mulai dari tingkat rukun tetangga (RT) maupun rukun warga (RW). Hal tesebut sebagai upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memastikan ketersediaan pangan lokal di wilayahnya sesuai amanat Pasal 12 Undang-Undang 18 tahun 2012.
“Hal ini dapat menjadi langkah konkret untuk membangun ketahanan pangan yang mandiri, mulai dari level rumah tangga dan lingkungan RT atau RW,” kata dia.
Ia menilai, sosialisasi memiliki peran strategis sebagai ujung tombak dalam mendorong partisipasi masyarakat untuk menyelenggarakan cadangan pangan mandiri dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya tanaman produktif di pekarangan rumah.
Pemerintah dapat membantu menciptakan budaya ketahanan pangan yang berkelanjutan. Selain itu, melalui edukasi yang masif, masyarakat dapat mengetahui jenis tanaman yang mudah ditanam, cara bercocok tanam yang efisien, dan manfaat ekonomi serta lingkungan yang dapat diperoleh.
“Bahkan masih banyak masyarakat sampai saat ini belum tahu bahwa Jakarta memiliki anggaran untuk program ketahanan pangan seperti program hidroponik, budidaya ikan dan lainnya,” tukas dia. (yla/df)