Hilangnya 36 unit ‘bangkai’ Bus Transjakarta mencoreng nama baik terminal Pulogebang, Jakarta Timur. Demikian ditegaskan Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Eneng Malianasari.
Terminal Pulogebang merupakan terminal percontohan nusantara. Namun, sistem keamanannya kini dipertanyakan usai mencuatnya kabar puluhan bangkai bus hilang.
“Terminal ini merupakan salah satu terminal yang paling bagus. Tapi sayangnya terminal ini tidak aman. Jadi saya masih belum bisa membayangkan bagaimana 36 bus single transjakarta itu bisa hilang dari terminal ini,” ujar Eneng, Senin (20/5).
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Eneng Malianasari. (dok.DDJP)
Apalagi, Dinas Perhubungan DKI tak pernah melapor kepada Komisi C perihal hilangnya bus tersebut. Karena itu, Eneng meminta Dishub segera klarifikasi dan tanggung jawab atas persoalan yang terjadi sejak tiga tahun lalu itu.
“Status hilangnya tahun 2021. Setau saya di Komisi C tidak pernah ada laporan 36 unit bus ini hilang. Siapa yang bertanggungjawab dengan peristiwa itu? Apakah itu hilang atau dihilangkan?,” tanya Eneng.
Ia menjelaskan, 36 unit bus yang hilang itu merupakan bagian dari 417 yang rencananya akan dihapus dari daftar aset Pemprov DKI Jakarta dan dilelang.
Padahal, terdapat kurang lebih 25 petugas Dinas Perhubungan yang berada di terminal setiap hari.
“Apakah dengan banyaknya petugas Dishub yang bertugas di terminal ini tidak bisa mengawasi? Karena yang hilang ini adalah aset negara yang nilainya lebih dari Rp50 miliar,” tandas Eneng. (DDJP/bad/gie)