Di Jakarta, banyak perusahaan gulung tikar akibat roda perekonomian melemah. gelombang Pemutus Hubungan Kerja (PHK) pun terjadi.
Sekretaris Komisi Komisi C DPRD Provinsi DKI Jakarta Suhud Alynudin mendorong Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta agar membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya untuk mengurangi angka pengangguran.
Hal itu diungkapkan Suhud saat pembahasan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD (P2APBD) Tahun Anggaran 2024, Rabu (18/6).
Selain itu, sambung dia, BUMD disarankan membuka kesempatan tempat magang untuk lulusan SMA, SMK, dan S1.
“Juga kesempatan magang bagi anak-anak sekolah di Jakarta,” ujar politisi PKS itu di Gedung DPRD DKI Jakarta.
Menurut Suhud, hal itu penting. Sebab memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengikuti belajar mengenal dunia bekerja.
“Pembukaan lapangan kerja itu harus dipublikasi secara besar dan masif. Dengan semua warga Jakarta yang memenuhi syarat bisa mengikuti proses itu,” tandas Suhud.
Hal senada dikatakan Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Lukmanul Hakim. Banyaknya terjadi PHK di DKI Jakarta cukup berdampak terhadap lulusan SMK, SMA, dan S1. Yakni sulit mendapatkan tempat kerja dan tempat magang.
Untuk itu, lanjut Lukman, dibutuhkan sebuah strategi khusus untuk menghadapi tekanan ekonomi berskala nasional nasional.
“Bukalah peluang sebanyak-banyaknya untuk kesempatan magang bagi adik-adik kita yang ada di Jakarta. Karena adik-adik kita itu sekarang susah cari tempat kerja dan magang,” kata dia.
Lukmanul mendorong Pemprov DKI Jakarta melalui BUMD dapat segera merealisasikan peluang kerja dan magang bagi lulusan SMK, SMA, dan S1.
Termasuk memperbanyak program-program pelatihan kerja berkelanjutan. Sehingga, seluruh manfaat program yang sudah tersalurkan benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
“Semoga nanti pak gubernur juga bisa membuka peluang magang di swasta-swasta. BPBUMD harus serius karena sangat mengerikan pengangguran cukup banyak akibat PHK,” tambah dia.
Menanggapi hal itu, Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BPBUM) Provinsi DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat menyampaikan bahw BUMD telah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta membuat Program Teaching Factory.
Sebuah model pembelajaran berbasis produksi atau jasa yang mengacu pada standar dan prosedur industri. Pelaksanaannya dalam suasana kerja dan melibatkan pihak BUMD dalam penilaiannya.
Sehingga, sambung Syaefullah, menghasilkan lulusan SMK yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Termasuk memberikan pengalaman belajar yang relevan seperti dunia industri.
“Insya Allah, ini menjadi perhatian untuk kami akan tindaklanjuti lebih lanjut diskusi dengan Disdik dan teman-teman dari BUMD,” pungkas dia. (apn/df)